Putau yaitu merupakan nama lain dari heroin, yang ialah salah satu obat adiktif dalam wujud bubuk putih. Salah satu karakteristik pengguna heroin merupakan mempunyai sisa suntikan di kulit.
Apa itu Putau atau Heroin?
Putaw ataupun heroin merupakan obat adiktif yang dibuat dari morfin. Wujud heroin umumnya berbentuk bubuk putih, namun pula mempunyai warna kehitaman dengan konsistensi lengket. Orang yang menerima suntikan heroin hendak hadapi euforia serta perasaan positif, perihal yang mayoritas orang kecanduan pemakaian heroin.
Bukan cuma perasaan euforia, perasaan lain yang timbul sehabis komsumsi heroin merupakan semacam bermimpi. Mereka tidak takut tentang apa juga serta merasa sangat nyaman. Dampak heroin biasanya bertahan 3jam sehabis disantap.
Tanda-tanda Pecandu
Lumayan gampang sih buat mengidentifikasi isyarat seorang kecanduan narkoba ataupun heroin, semacam:
- Pergantian atmosfer hati yang signifikan
- Menghindari orang yang dianggap terdekat
- Terdapat orang baru yang misterius
- Sisa suntikan di kulit
- Mimisan
- Penyusutan berat tubuh yang drastis
- Permasalahan keuangan
- Jadi tertutup serta gampang berbohong
Secara dari fisiknya, ciri overdosis heroin merupakan detak jantung yang lemah, sesak nafas serta kehabisan pemahaman. Bila ini terjalin, perawatan kedokteran darurat wajib lekas diberikan.
Mitos Tentang Putau ataupun Heroin
Masih banyak mitos tentang heroin yang membuat banyak orang kecanduan zat beresiko ini. Sementara itu, tidak terdapat fakta ilmiah ataupun dapat jadi mitos yang timbul cumalah wujud pembenaran untuk pengguna heroin. Sebagian mitos seputar heroin merupakan:
Disantap oleh Golongan Menengah ke Bawah
Salah besar bila pemakaian heroin cuma dicoba oleh orang-orang dengan status sosial ekonomi menengah ke dasar. Bagi CDC (Centers for Disease Control and Prevention), kenaikan pemakaian heroin dalam sebagian tahun terakhir lebih banyak dicoba oleh perempuan yang mempunyai asuransi jiwa individu. Pasti saja, kelompok ini tercantum orang- orang dengan status sosial ekonomi yang lebih besar.
Dari pemakaian obat penghilang rasa sakit
Mitos lain, yang pula terpaut dengan pemakaian heroin, merupakan asumsi kalau pecandu narkoba mengawali dengan meminum obat penghilang rasa sakit. Kenyataannya, obat pereda perih yang diresepkan oleh dokter ataupun handal kesehatan tidak terdapat hubungannya dengan kecanduan heroin.
Kenyataannya, cuma dekat 4% pengguna obat penghilang rasa sakit yang memakai heroin dalam 5 tahun ke depan. Sepanjang diambil dengan formula dokter, pereda perih tidak mendesak seorang buat memakai heroin.
Keberhasilan pelarian heroin rendah
Angka kematian pecandu heroin lumayan besar, apalagi program rehabilitasi tidak menutup mungkin seorang hendak kembali memakai heroin ataupun kambuh. Tetapi, sukses lolos dari heroin merupakan mitos.
Orang yang memakai heroin bisa lepas dari kecanduannya secara natural. Baik itu lewat rehabilitasi, prosedur kedokteran, apalagi secara natural. Tetapi, anggapan pecandu heroin yang resistan terhadap obat senantiasa lumayan kokoh buat menghasilkan mitos ini.
Jangan diperlakukan keras
Terdapat keyakinan kalau pecandu heroin wajib mengalami realitas yang sangat keras ataupun diperlakukan dengan keras buat betul-betul sembuh. Memanglah, orang dengan kecanduan merespon lebih efisien terhadap penyembuhan yang melindungi rasa hormat serta martabat pecandu.
Mendekati secara positif tanpa perbandingan 2 kali lebih efisien daripada intervensi langsung. Kenyataannya, sampai dikala ini belum terdapat riset ilmiah yang menampilkan kalau perlakuan agresif terhadap pecandu heroin lebih efisien daripada penyembuhan dengan empati.
Tidak beresiko bila dihisap
Terdapat mitos kalau heroin kurang beresiko apabila disantap sembari merokok. Kenyataannya, terlepas dari gimana disantap, heroin merupakan zat adiktif serta mematikan. Cuma saja bila Kamu merokok, resiko hadapi penularan HIV dari berbagi jarum suntik dengan orang lain lebih rendah.
Pemakaian metadon lebih berbahaya
Metadon merupakan tipe penyembuhan yang lumayan terkenal buat kecanduan heroin. Diprediksi metadon sesungguhnya lebih beresiko daripada heroin itu sendiri. Kenyataannya, metadon lebih nyaman sebab diresepkan oleh handal kedokteran dalam pengaturan yang terkendali.
Metadon pula cuma memerlukan toleransi yang lumayan rendah serta dorongan dari indikasi kecanduan. Sudah teruji kalau orang yang menempuh rehabilitasi methadone bisa melanjutkan kehidupan sosial serta apalagi kembali bekerja.
Heroin paling utama disantap oleh orang dewasa
Sepanjang bertahun-tahun, sebagian besar pecandu heroin merupakan orang yang berumur di atas 30 tahun. Tetapi, angka ini terus berganti. Kecanduan heroin saat ini pula bertambah di golongan anak muda berumur 18 tahun ke atas. Seperti itu kenapa berarti buat menyebarkan bimbingan tentang bahaya kecanduan heroin semenjak dini.
Kala pecandu heroin berangkat ke rehabilitasi mereka hendak hadapi sebagian indikasi yang tidak mengasyikkan semacam tidak bisa tidur, diare, muntah, keringat dingin, apalagi gerakan menendang yang tidak terkontrol.