Temuan Situs Kuno Kerajaan Singosari Ditengah Jalan Tol Gegerkan Warga

Berita752 views

https://opini.id/community Temuan situs kuno berupa struktur bangunan yang disinyalir merupakan peninggalan zaman kerajaan Singosari dalam lokasi proyek Tol Malang-Pandaan seksi 5 KM 37, di Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang ini sempat menggemparkan warga setempat maupun pihak operator pengerjaan proyek tol. Sekaligus menghentikan sementara pengerjaan jalan tol di sektor 5 ini.

Seperti dilansir dari https://opini.id/community, pembangunan tol Pandaan-Malang terus mengalami peningkatan, tetapi kelihatannya pembangunan seksi 5 atau ruas tol Pakis-Malang akan mengalami keterlambatan. Dikarenakan, PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) berencana akan menggeser trase tol Seksi 5 di proyek jalan tol Pandaan-Malang sebab adanya temuan struktur arkeologi situs Sekaran yang dilintasi proyek tol tersebut.

Bangunan Yang Ditemukan Adalah Bekas Tempat Pemujaan

Kepala BPCB Balai (Pelestarian Cagar Budaya), Andi Muhammad Said mengatakan bahwa berdasarkan analisa timnya, memastikan bentuk bangunan tersebut dahulu digunakan sebagai tempat pemujaan. Tempat pemujaan di masa kerajaan Singosari yang berorientasi ke Gunung Semeru.

Pasalnya, bukti lain yang menguatkan bangunan itu merupakan tinggalan Kerajaan Singosari yaitu adanya koin-koin asal China yang digunakan saat era Dinasti Song sekira abad 10 M. Pasalnya koin-koin Song dari Dinasti China abad 10 serta keramik jadi  indikator utamanya artinya ini bangunan pra Majapahit karena tidak ditemukan peninggalan yang usianya lebih muda.

Wilayah tersebarnya struktur bangunan kuno yang terbuat dari batu bata merah ini memang cukup luas. Terdapat beberapa titik lokasi batu bata dengan 4-5 lapis bata, dimana antara titik satu dengan titik lainnya terdapat seperti rongga yang diduga identik dengan pelataran atau halaman.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Sekaran Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Wicaksono Dwi Nugroho, menyebutkan bahwa dari analisa di lapangan bangunan ini diidentikkan sebagai bangunan suci atau berupa tempat ibadah. Namun ini bisa bangunan suci bisa juga kompleks permukaan yang besar.

Dikarenakan harus dikupas lebih jauh apakah temuan ini kompleks hunian lebih besar yang membentuk puri atau keraton atau hanya sebatas pemukiman kecil yang bersifat lebih ke pribadi atau kompleks bangunan dimana ada bangunan suci.

Pintu Paduraksa, Pintu Masuk Pemujaan Para Dewa

Sementara itu, di sisi timur laut atau tempat temuan situs pertama, terdapat tundakan batu bata seperti struktur bangunan gapura yang biasa disebut pintu paduraksa. Jika melihat dari arah bangunan yang menghadap barat laut, kemudian jika ditarik garis lurus maka mengarah tepat ke Gunung Semeru, dimana masyarakat dulu meyakini Gunung Semeru sebagai tempat bersemayam para dewa. Gunung Semeru sudah jadi tempat pemujaan sejak zaman Kediri.

Temuan ini berawal saat struktur susunan bata tersingkap ketika alat berat proyek pembangunan tol Malang-Pandaan seksi 5 tengah mengeruk tanah di area Sekaran. Atas temuan tersebut BPCB telah melakukan ekskavasi situs secara resmi dari tanggal 12 sampai 21 Maret. Diduga, situs Sekaran adalah bangunan suci pra-Majapahit yang menghadap ke Gunung Semeru.

Sebelumnya, di tengah penggalian situs bangunan kuno ini juga para arkeolog menemukan saluran di radius 50 meter arah timur. Saluran berada tepat di bawah ruas tol. Menurut Wicaksono diameter arung tak begitu besar, diduga karena ada aktivitas di atasnya.

Arung yang biasa ditemukan memiliki diameter kurang lebih 1,5 meter. Selama ini arung beberapa kali ditemukan oleh ahli sejarah serta arkeolog di berbagai situs kuno yang diduga berfungsi sebagai drainase atau lorong bawah untuk para raja melarikan diri. Pasalnya konsep arung sendiri sebenarnya sudah lama, bukan saja situs Sekaran saja, tetapi ditemukan juga di Jombang, Kediri bahkan di keraton Yogyakarta.

News Feed